Dalam dunia jejaring sosial yang terus berkembang, terkadang memiliki fitur yang mirip atau serupa tidaklah mengherankan. Baru-baru ini, pengguna Twitter mulai menyadari kemiripan antara fitur yang disebut “Thread” di Twitter dengan aplikasi pesan bernama “Threads” dari Instagram. Meskipun kedua fitur tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu memungkinkan pengguna untuk berbagi konten dalam bentuk yang lebih terorganisir, penting untuk melihat lebih dekat dan mempertimbangkan perspektif yang beragam dalam diskusi ini.

Perspektif Berdasarkan Fakta

Untuk memulai diskusi ini, mari kita tinjau beberapa fakta dan statistik terkait fitur Thread di Twitter dan aplikasi Threads di Instagram:

Thread di Twitter:

• Thread adalah fitur di Twitter yang memungkinkan pengguna untuk membuat serangkaian tweet yang saling terhubung.
• Fitur Thread diluncurkan pada tahun 2017 dan telah menjadi salah satu cara yang populer untuk menyampaikan cerita yang lebih panjang atau menjawab pertanyaan secara lengkap.
• Menurut Twitter, setiap hari ada lebih dari satu juta thread yang dibuat di platform tersebut. (Sumber: https://www.theverge.com/2018/2/6/16980922/twitter-update-thread-all-at-once-tweetstorm-social-media)

Threads di Instagram:

• Threads adalah aplikasi pesan terpisah yang dikembangkan oleh tim Facebook untuk Instagram.
• Aplikasi ini dirancang untuk memfasilitasi komunikasi lebih intim dan langsung antara pengguna dan teman-teman terdekat mereka.
• Fitur utama Threads adalah status, yang memungkinkan pengguna untuk membagikan apa yang mereka lakukan dengan teman-teman mereka.
• Aplikasi ini diluncurkan pada tahun 2019 dan saat ini tersedia untuk diunduh di App Store dan Google Play.

Perspektif Pertama: Kemiripan sebagai Strategi Bisnis

Salah satu perspektif yang mungkin adalah melihat kemiripan antara Thread di Twitter dan Threads di Instagram sebagai bagian dari strategi bisnis yang umum diindustri teknologi. Perusahaan sering kali mengamati dan mengadopsi fitur-fitur yang sukses dari pesaing mereka, melakukan modifikasi, dan mengintegrasikannya ke dalam produk mereka sendiri.

Dalam hal ini, Twitter mungkin melihat popularitas dan manfaat dari fitur Thread di platform mereka dan memutuskan untuk mengambil konsep tersebut untuk memperkaya pengalaman pengguna. Demikian pula, Instagram mungkin juga melihat fleksibilitas dan daya tarik komunikasi yang lebih intim di Snapchat dan WhatsApp, dan ingin menawarkan fitur serupa melalui aplikasi Threads.

Perspektif Kedua: Inovasi atau Imitasi?

Namun, pandangan lain mungkin mengatakan bahwa kemiripan ini mungkin menunjukkan kurangnya inovasi di industri jejaring sosial. Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa perusahaan seharusnya lebih fokus pada mengembangkan sesuatu yang baru dan unik, daripada meniru fitur-fitur yang sudah ada.

Pendapat ini menyarankan bahwa Threads dan Thread mungkin tidak memberikan perspektif yang baru atau membuat perubahan yang signifikan dalam cara kita berinteraksi di jejaring sosial. Mereka hanya memanfaatkan apa yang sudah ada dan menerapkannya dengan sedikit modifikasi.

Perspektif Ketiga: Bertambahnya Pilihan untuk Pengguna

Di sisi lain, ada perspektif yang menganggap kemiripan antara Thread di Twitter dan Threads di Instagram sebagai sesuatu yang positif dan bermanfaat bagi pengguna. Penyedia pilihan yang lebih banyak juga dapat menguntungkan pengguna, karena mereka memiliki lebih banyak opsi untuk memilih fitur yang mereka sukai dan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Sebagai contoh, pengguna Twitter dapat memanfaatkan fitur Thread untuk membagikan kisah atau pemikiran yang lebih panjang, sementara pengguna Instagram yang menggunakan Threads dapat mengirim pesan teks dan gambar kepada teman-teman terdekat mereka dengan lebih mudah dan cepat.

Kesimpulan

Dalam dunia jejaring sosial yang terus berkembang, kemiripan antara fitur-fitur menjadi hal yang biasa. Perspektif yang berbeda dan diskusi yang terus menerus diperlukan untuk memahami dampak dari kemiripan tersebut. Apakah ini merupakan imitasi atau inovasi? Apakah ini hanya strategi bisnis yang umum? Ataukah fitur-fitur ini memberikan pilihan dan manfaat yang lebih banyak bagi pengguna? Pada akhirnya, keputusan ada pada pengguna untuk menentukan apakah fitur-fitur tersebut berguna bagi mereka atau tidak.

Sumber:

• https://www.theverge.com/2018/2/6/16980922/twitter-update-thread-all-at-once-tweetstorm-social-media