Israel Menghujani Gaza, Netizen Gunakan Emoji Semangka sebagai Simbol Perlawanan
Pada Senin, 31 Oktober 2023, media sosial dipenuhi dengan foto dan berita mengenai serangan Israel terhadap kamp pengungsi Jabalia. Namun, yang menarik perhatian adalah gelombang komentar yang diisi dengan emoji semangka. Mengapa emoji semangka menjadi simbol perlawanan dan dukungan untuk Palestina? Simak kisah menarik di balik emoji semangka ini.
Warna merah, putih, hitam, dan hijau pada emoji semangka tak lepas dari kesamaannya dengan warna bendera Palestina. Sejarah simbol ini bisa ditelusuri hingga perang enam hari pada tahun 1967 ketika Israel menguasai Tepi Barat, Jalur Gaza, dan wilayah Yerusalem Timur. Pada saat itu, pemerintah Israel melarang pengibaran bendera Palestina di wilayah pendudukan. Semangka kemudian digunakan sebagai simbol perlawanan terhadap penindasan yang dilakukan Israel terhadap identitas dan bendera Palestina.
Walaupun tidak selalu ada larangan hukum terkait penggunaan bendera Palestina, semangka dianggap sebagai simbol perlawanan. Gambar buah ini muncul dalam berbagai karya seni, kemeja, grafiti, dan poster. Pada tahun 1980, tentara Israel menutup 79 galeri seni yang memamerkan karya seniman Palestina seperti Sliman Mansour, Nabil Anani, dan Issam Badr. Mereka dianggap melanggar karena karyanya mengandung unsur politis dan warna bendera Palestina.
Kejadian tersebut memunculkan sebuah dialog menarik antara Issam Badr dan tentara Israel. Ketika Badr bertanya, “Bagaimana jika kami menggambar sebuah semangka?” Tentara Israel menjawab, “Tentu itu juga akan disita.” Pameran berlangsung hanya selama tiga jam sebelum karya-karya seniman tersebut dicabut dan galeri-galeri ditutup.
Larangan penggunaan bendera Palestina kemudian dicabut pada tahun 1993 seiring dengan Perjanjian Oslo. Namun, perjanjian ini sering dilanggar, terutama pada tahun 1996 ketika upaya kemerdekaan Palestina dihambat oleh taktik politik Israel.
Kisah tentang semangka ini menginspirasi seniman-seniman lainnya. Salah satunya adalah Khaled Hourani, yang melukis sepotong semangka untuk proyek “Subjective Atlas of Palestine” pada tahun 2007. Proyek ini dipamerkan di berbagai negara dan menggambarkan semangka sebagai simbol perlawanan.
Belakangan ini, penggunaan bendera Palestina kembali mendapat kecaman dari pihak Israel. Instruksi untuk menyita bendera Palestina dari tempat umum diberikan pada Januari 2023. Bahkan, rancangan undang-undang yang melarang penggunaan bendera di lembaga yang didanai negara telah disetujui awal oleh Knesset, parlemen Israel.
Sebagai respons, kelompok-kelompok perdamaian seperti Zazim memasang bendera Palestina dalam bentuk semangka di Tel Aviv sebagai bentuk protes. Mereka menegaskan bahwa larangan semacam ini tidak akan menghentikan mereka dalam mengekspresikan dukungan mereka.
Penggunaan emoji semangka di media sosial akhir-akhir ini merupakan cara bagi banyak orang untuk menyuarakan dukungan mereka terhadap perjuangan Palestina. Sejarah panjang simbol ini akhirnya terungkap kepada dunia, dan banyak yang aktif menggunakan emoji semangka sebagai bentuk dukungan terhadap perlawanan Palestina.
Kita bisa melihat bagaimana media sosial memiliki kekuatan besar untuk menyuarakan hak-hak kemerdekaan dan hak asasi manusia. Simbol sederhana seperti emoji semangka bisa menjadi alat untuk mengingatkan dunia mengenai isu-isu penting, seperti perjuangan Palestina.
Sumber: NU Online
0 Comments