Menatap Masa Lalu Bukan Jaminan Masa Depan
Headline: “Mengapa Menoleh Mundur Bukan Langkah Tepat: Membongkar Mitos Retrospektif di Dunia Bisnis”
Membongkar Mitos Retrospektif
Dalam dunia bisnis, seringkali kita menemukan perusahaan yang terjebak dalam memeriksa masa lalu, mengurai setiap kegagalan dan mencari jawaban pasti. Namun, menurut teori yang diusung oleh Jason Fried, pendiri 37signals, hal ini bukanlah langkah yang efektif. Dalam artikelnya, Fried mengemukakan bahwa terlalu sering perusahaan melibatkan diri dalam proses retrospektif yang sebenarnya tidak memberikan manfaat yang signifikan.
Kapan Pantas Menoleh Mundur?
Menurut Fried, melihat ke belakang memiliki tempatnya dalam konteks tertentu. Jika suatu proses sangat mekanis, terisolasi, atau sistematis, kita dapat dengan pasti menemukan titik kegagalan yang eksak. Misalnya, dalam produksi barang, jika produk yang dihasilkan tidak sesuai, kita bisa mundur ke titik di mana proses tersebut bermasalah dan memperbaikinya. Akan tetapi, Fried menekankan bahwa sebagian besar proyek yang gagal melibatkan unsur manusiawi yang sulit diukur.
Mitos Retrospektif yang Memboroskan Waktu
Fried menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap retrospektif yang seringkali berakhir dengan kesimpulan umum dan bersifat platitude. Misalnya, kesimpulan seperti “next time we need to communicate better” seringkali tidak memberikan solusi konkret. Ia mempertanyakan apakah benar hal-hal semacam itu adalah penyebab utama kegagalan. Sebaliknya, Fried menyarankan untuk lebih fokus pada refleksi ke depan, mengembangkan teori longgar sambil bekerja pada proyek berikutnya.
Kontroversi Tentang Penyebab Gagal
Fried menyinggung tentang kesenangan mendalam dalam menciptakan “counterfactuals” atau skenario khayalan tentang apa yang bisa terjadi jika sesuatu berjalan berbeda. Menurutnya, hal ini seringkali membawa kepuasan karena tidak pernah dapat dibuktikan. Scapegoat atau alasan yang hanya bisa diimajinasikan menjadi fokus, mengakhiri pertemuan tanpa jawaban yang jelas.
Melihat ke Depan
Artikel Fried menawarkan pandangan bahwa melihat ke depan lebih bermanfaat daripada menghabiskan waktu untuk mengurai masa lalu. Refleksi ke depan memungkinkan pengembangan teori yang fleksibel, tanpa mencari kepastian yang mungkin tidak pernah ada. Ia mengajak untuk lebih fokus pada proyek mendatang, karena pengalaman dan keahlian yang terus berkembang akan membantu kita melakukan yang lebih baik di masa depan.
Kesimpulan
Dalam dunia yang terus berubah, menolak untuk tenggelam dalam retrospektif bisa menjadi kunci untuk kelangsungan bisnis yang sukses. Sementara refleksi tetap penting, mengejar jawaban yang pasti dari masa lalu mungkin hanya akan menghambat kemajuan. Melihat ke depan, mengembangkan teori longgar, dan mengambil pelajaran dari setiap pengalaman dapat menjadi fondasi yang lebih kokoh untuk kesuksesan masa depan.
Sumber:
0 Comments