Perbandingan Scrum vs Agile: Framework yang Membantu Efisiensi dan Produktivitas Proyek

Written By blog_cnt

September 21, 2023

Mengenal Konsep Agile dalam Manajemen Proyek

Agile merupakan suatu prinsip yang populer dalam manajemen proyek perangkat lunak. Pendekatan ini mendorong pengembangan produk secara bertahap sejak awal proyek daripada memberikannya sepenuhnya pada akhir proyek. Proses Agile berfokus pada inspeksi yang sering dan penyesuaian, mendorong kerja tim, kemandirian, akuntabilitas, dan pengiriman perangkat lunak berkualitas tinggi. Pendekatan bisnis ini bertujuan untuk menyelaraskan pengembangan dengan kebutuhan pelanggan dan organisasi.

Penting untuk dicatat bahwa Agile memberikan hasil kerja dalam peningkatan kecil yang dapat dimanfaatkan oleh organisasi. Untuk memanfaatkan prinsip Agile, organisasi harus mematuhi nilai-nilai yang tercantum dalam Manifesto Agile. Agile menempatkan individu dan interaksi di atas proses dan alat, produk yang bekerja lebih penting daripada dokumentasi yang komprehensif, kolaborasi dengan pelanggan jauh lebih penting daripada negosiasi kontrak, dan merespons perubahan memiliki arti yang lebih besar daripada mengikuti rencana.

Penting untuk organisasi untuk beradaptasi dan menerapkan pendekatan ini karena dapat memberikan kejelasan yang lebih besar kepada setiap fase proyek dan dapat menghasilkan output dengan cara yang dapat diprediksi dan kadang-kadang lebih cepat dari yang diharapkan. Ini karena pengembangan berkualitas tinggi, pengujian, dan kolaborasi terjadi karena proyek dibagi menjadi unit-unit kecil. Selain itu, tim dapat dengan cepat merespons perubahan karena adanya evaluasi terus-menerus terhadap persyaratan, rencana, dan hasil.

Pendekatan Agile: Metodologi yang Beragam

Metodologi Agile dapat diimplementasikan dengan berbagai cara, dan beberapa di antaranya adalah:

  1. Extreme Programming (XP): XP adalah kerangka kerja di mana tim dapat membuat perangkat lunak berkualitas tinggi dan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup mereka. XP melibatkan praktik rekayasa yang sesuai untuk memungkinkan pengembangan perangkat lunak, khususnya saat menghadapi perubahan persyaratan dan bekerja dengan tim kecil.
  2. Kanban: Kanban adalah sistem visual yang membantu organisasi memvisualisasikan alur kerja mereka untuk merancang, mengelola, dan meningkatkan aliran sistem. Ini berlaku dalam skenario di mana pekerjaan sulit diprediksi dan digunakan untuk mendeploy pekerjaan dengan cepat tanpa harus menunggu komponen lain.
  3. Lean: Lean menyediakan seperangkat alat dan layanan yang berfokus pada mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan sehingga kecepatan pengembangan dapat ditingkatkan. Dengan Lean, pemborosan diminimalkan dan nilai bagi pelanggan dimaksimalkan.

Pendekatan Scrum: Pengembangan Efisien melalui Sprints

Scrum adalah sebuah kerangka kerja di mana tim dapat bekerja sama dengan bantuan sprint. Sprint adalah kegiatan yang diwaktu kan dan biasanya berlangsung selama dua hingga empat minggu. Scrum memungkinkan tim untuk belajar dari pengalaman mereka, mengorganisir diri, dan menangani masalah mereka. Setelah selesai, evaluasi dilakukan untuk menilai kesuksesan dan kegagalan untuk perbaikan di masa mendatang. Tim juga melakukan pertemuan harian selama 15 menit yang disebut Daily Scrum untuk membahas rencana harian mereka, apa yang telah mereka lakukan sebelumnya, dan hambatan yang mereka hadapi.

Proses Scrum melibatkan komponen utama seperti Product Backlog (daftar tugas yang harus diselesaikan), Sprint Planning (perencanaan tugas untuk sprint mendatang), Sprint Backlog (tugas yang dipilih dari Product Backlog untuk sprint tersebut), Scrum Team (kelompok orang yang bekerja pada tugas dari Sprint Backlog), Daily Scrum (pertemuan harian untuk sinkronisasi), Sprint Review (ulasan atas hasil sprint), Sprint Retrospective (mempertimbangkan hasil sprint sebelumnya), dan Increment (produk kerja yang dapat digunakan).

Perbandingan Scrum vs Agile: Memahami Perbedaan dan Keunggulan

Sekarang, mari kita bandingkan Agile dengan Scrum untuk memahami perbedaan utama di antara keduanya.

  1. Metodologi:
    • Agile adalah kumpulan prinsip yang bersifat iteratif dan inkremental. Ada berbagai metodologi yang dapat dipilih, seperti XP, Kanban, Lean, dan Scrum.
    • Scrum, di sisi lain, adalah implementasi konsep-konsep dari Agile. Kebanyakan komponen penting dari Agile dapat diterapkan dalam Scrum.
  2. Proyek yang Cocok:
    • Agile lebih cocok untuk proyek dengan tim pengembang kecil yang terdiri dari ahli.
    • Scrum, sebaliknya, lebih cocok untuk proyek yang akan mengalami banyak perubahan dan harus cepat.
  3. Pemimpin Proyek:
    • Agile melibatkan seorang kepala proyek yang mengelola semua tugas dan memiliki peran penting dalam proses Agile.
    • Scrum tidak memiliki pemimpin seperti itu. Ada seorang Scrum Master yang memandu proses sprint secara keseluruhan, tetapi tim menanggapi masalah dengan sendirinya. Ini melibatkan tim yang berfungsi lintas-fungsional dan mandiri.
  4. Fleksibilitas:
    • Agile lebih kaku daripada Scrum dan sulit menanggapi perubahan. Ini juga membutuhkan banyak proses pengembangan awal dan perubahan di dalam organisasi.
    • Scrum memungkinkan pengiriman tim. Agile membutuhkan pengiriman yang sering untuk mendapatkan umpan balik dari pengguna akhir untuk membuat produk lebih baik.
  5. Kolaborasi:
    • Agile melibatkan interaksi tatap muka dengan anggota tim dari tim fungsional lain.
    • Scrum melibatkan pertemuan harian yang disebut “Daily Stand-up”, melibatkan peran spesifik seperti Scrum Master, Product Owner, dan tim Scrum.
  6. Desain:
    • Agile menekankan desain dan eksekusi yang lebih sederhana.
    • Scrum memungkinkan desain dan eksekusi yang inovatif dan eksperimental.

Pemilihan antara Agile dan Scrum akan tergantung pada kebutuhan proyek dan karakteristik tim yang terlibat. Penting untuk memahami perbedaan mendasar ini untuk membuat keputusan yang bijak dalam mengelola proyek secara efisien dan produktif.

Penutup: Mengintegrasikan Keunggulan Agile melalui Metodologi yang Sesuai

Dalam menyimpulkan, baik Agile maupun Scrum adalah pendekatan yang dapat membantu organisasi meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam pengelolaan proyek. Agile memberikan kerangka kerja prinsip yang luas, sedangkan Scrum adalah implementasi khusus dari prinsip-prinsip ini.

Organisasi perlu mempertimbangkan tujuan dan skala proyek, karakteristik tim, dan fleksibilitas yang diinginkan ketika memilih antara kedua pendekatan ini. Integrasi keunggulan dari keduanya dapat membantu mencapai hasil yang lebih baik dalam pengembangan dan pengelolaan proyek.

Sumber:

Catatan: Artikel ini disusun berdasarkan informasi yang tersedia hingga penulisan ini dan adalah interpretasi penulis terhadap materi yang disediakan. Harap melakukan riset lebih lanjut sebelum membuat keputusan atau menerapkan metode dalam proyek Anda.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *