Mengelola Energi Anda untuk Kinerja Puncak
Steve Wanner, seorang mitra berusia 37 tahun di Ernst & Young, dulunya terjebak dalam siklus kelelahan. Setahun yang lalu, rutinitas hariannya terdiri dari hari kerja selama 12 hingga 14 jam, tidur yang kurang memadai, pola makan yang buruk, dan perasaan bersalah yang konstan karena tidak bisa hadir sepenuhnya bersama keluarganya. Kisah Steve ini bukanlah cerita yang unik; banyak individu saat ini merasa harus bekerja lebih lama untuk mencukupi tuntutan pekerjaan mereka, tetapi ini seringkali berujung pada kelelahan dan penurunan produktivitas.
Penelitian yang dilakukan oleh Tony Schwartz dan Catherine McCarthy di Energy Project menyarankan bahwa kunci untuk mencapai produktivitas yang lebih tinggi dan kepuasan pribadi bukanlah mengelola waktu dengan lebih baik, tetapi mengelola energi Anda. Mereka berpendapat bahwa waktu adalah sumber daya terbatas, sementara energi dapat dibangun dan diperbaharui. Artikel ini akan menjelajahi temuan mereka dan langkah-langkah praktis yang dapat diambil individu dan organisasi untuk mengelola energi dengan efektif.
Pendekatan Energy Project
Pendekatan Schwartz dan McCarthy berpusat pada empat dimensi energi: tubuh, emosi, pikiran, dan semangat. Dengan membentuk ritual atau perilaku yang disengaja dalam setiap area ini, individu dapat secara sistematis memperluas dan memperbarui energi mereka, akhirnya mencapai tingkat kinerja dan kesejahteraan yang lebih tinggi.
- Energi Fisik
Energi fisik adalah dasar piramida energi. Tidak diragukan lagi bahwa gizi yang buruk, kurangnya olahraga, dan tidur yang tidak cukup dapat menguras tingkat energi kita. Energy Project menyarankan untuk memulai dengan “audit energi” untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Peserta sering menemukan bahwa mereka terlibat dalam perilaku yang menguras energi seperti melewatkan makan atau kurang istirahat.
Membentuk ritual untuk pembaruan energi fisik dapat mencakup mengadopsi kebiasaan makan yang lebih sehat, berolahraga secara teratur, dan mengambil istirahat singkat dan tujuan selama hari kerja untuk mengisi ulang energi. Steve Wanner, misalnya, meningkatkan tingkat energinya dengan menetapkan waktu tidur yang lebih awal, berhenti minum alkohol, dan menggabungkan olahraga ke dalam rutinitas harian.
- Kualitas Energi (Emosi)
Emosi kita memainkan peran yang signifikan dalam tingkat energi kita. Emosi positif terkait dengan produktivitas yang lebih tinggi dan kepemimpinan yang lebih baik. Namun, tuntutan pekerjaan seringkali menyebabkan emosi negatif seperti stres dan ketidak sabaran.
Untuk melawan ini, individu dapat mengembangkan ritual yang membantu mereka mengelola emosi mereka. Pernapasan perut dalam adalah salah satu teknik yang dapat menimbulkan rasa rileks dan mengurangi stres. Mengungkapkan apresiasi kepada orang lain adalah ritual yang kuat lainnya yang tidak hanya menguntungkan penerima tetapi juga membentuk emosi positif pada pemberi. Selain itu, mengubah cerita yang kita beri pada diri sendiri tentang peristiwa dapat membantu kita mempertahankan pandangan yang positif dan mengelola emosi negatif dengan lebih efektif.
- Fokus Energi (Pikiran)
Multitasking adalah praktik umum di kalangan profesional, tetapi ini dapat menghambat produktivitas. Gangguan, seperti mengecek email atau mengambil panggilan telepon saat mengerjakan tugas, meningkatkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Alih-alih melakukan banyak tugas sekaligus, Energy Project menyarankan untuk fokus pada satu tugas selama 90 hingga 120 menit, diikuti dengan istirahat singkat. Ini disebut sebagai “sprint ultradian” dan dapat menghasilkan kinerja yang lebih tinggi dan berkelanjutan. Membentuk ritual seperti mematikan gangguan selama tugas penting atau menetapkan waktu khusus untuk memeriksa email dapat membantu individu mempertahankan fokus mereka.
- Energi Makna dan Tujuan (Semangat)
Tingkat energi tertinggi datang dari menyelaraskan pekerjaan kita dengan nilai-nilai inti kita dan apa yang kita temukan paling berarti. Ritual dalam dimensi ini melibatkan klarifikasi prioritas dan menciptakan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai ini.
Mengidentifikasi apa yang Anda lakukan dengan baik dan nikmati di tempat kerja adalah langkah pertama. Kemudian, alokasikan waktu dan energi ke area kehidupan yang Anda anggap paling penting. Terakhir, integrasikan nilai-nilai inti Anda ke dalam tindakan sehari-hari Anda. Ritual ini membantu individu mencapai rasa keselarasan dan kepuasan dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka.
Dukungan Organisasi
Mengelola energi dengan efektif bukanlah tanggung jawab individu semata; organisasi juga harus mendukung karyawan mereka dalam upaya ini. Manajemen senior memainkan peran penting dalam memupuk budaya manajemen energi. Dukungan ini dapat mencakup pembuatan ruang-ruang pemulihan, subsidi keanggotaan gym, penetapan zona tanpa rapat, dan mendorong istirahat secara teratur.
Kesimpulannya, mengelola energi, bukan waktu, adalah kunci untuk kinerja puncak dan kesejahteraan pribadi. Dengan membentuk ritual dalam empat dimensi energi – fisik, emosional, mental, dan spiritual – individu dapat meningkatkan kapasitas produktivitas dan kepuasan mereka. Organisasi yang merangkul dan mendukung prinsip-prinsip ini dapat mengharapkan keterlibatan karyawan yang lebih tinggi, kepuasan yang lebih besar, dan peningkatan kinerja.
Artikel ini didasarkan pada penelitian dan wawasan Tony Schwartz dan Catherine McCarthy dari Energy Project.
Sumber: Schwartz, Tony, and McCarthy, Catherine. (2017, October). Manage Your Energy, Not Your Time. Harvard Business Review. Link.
0 Comments